Home » SBM » Sayur » Petai/Pete | Jenis, Manfaat dan cara budidaya Petai

Petai/Pete | Jenis, Manfaat dan cara budidaya Petai

Petai/Pete (Parkia speciosa)

Tanaman Mimosaceae adalah subfamili dari keluarga tanaman berbunga Fabaceae (Legumiminosae). Tanaman ini termasuk kelompok Angiospermae, yaitu biji tertutup oleh daun buah (karpela), dimana daun buah merupakan bakal buah. Ciri khas tanaman Mimosaceae, yaitu kelopak bunga yang kecil dan benang sari yang banyak serta menonjol. Subfamili ini dibagi menjadi empat suku yaitu Acacieae, Ingeae, Mimoseae, dan Mimozygantheae. Salah satu tanaman yang termasuk Mimozygantheae adalah pete / petai.

Petai termasuk keluarga besar Leguminosae. Pete merupakan tanaman sayuran buah yang berumur tahunan (lebih dari 10 tahun). Pohonnya berkayu besar, tinggnya dapat mencapai 10m, bercabang sedikit. Daunnya tersusun delam tangkai bersama membentuk sirip ikan.

Tanaman pete mempunyai akar tunggang yang dalam dan akar samping yang panjang serta agak dalam di bawah permukaan tanah. Bunganya terkumpul pada satu kepala (seperti jarum pentul), yang disebut sebagai bendul berwarna kuning, hingga bentuknya seperti gadha. Bendul bertangkai panjang dan menggantung.

Tanaman pete ada dua tipe, yaitu pohon pete jantan yang bunganya berklamin jantan semua (tidak dapat berbuah) dan pohon pete sempurna (yang bunganya) berklamin sempurna dan fertil, yang lain bunganya tidak subur atau betina mandul).

Dalam satu bendul bunganya berjumlah ribuan, tetapi yang mampu menjadi buah jumlahnya maksimum hanya 20%. Buahnya berbentuk polong besar, pipih, panjang berwarna hijau. Setelah tua berwarna kehitaman.

Dalam buah terdapat beberapa biji yang letaknya melintang buah. Biji dibalut selaput kulit tipis berwarna putih kotor,setelah itu kulit biji menjadi  lunak berwarna kuning sampai jingga, yang rasanya agak manis sedikit pedas, dengan bau harum, tetapi daya rangsangannya sudah kurang.

Lihat Gambar Petai
petai

Jenis jenis Petai 

Ada jenis petai yang dikenal dengan nama pete gajah, buahnya besar panjang, dan bijinya besar. Ada juga pete yang buahnya kecil, pendek dan bijinya kecil yang dikenal dengan pete pari. Namun, ada juga jenis pete yang buahnya besar, biji besar, tetapi rasa buahnya (bijinya) pahit, getir, tidak seenak biji pete, yang dikenal dengan nama petek atau petir. Kerabat dekat pete yang lain ialah Kedawung  yang mempunyai nilai sebagai jamu atau obat herbal. Biji kedawung lebih besar dariapada pete gajah dengan warna kecokelatan.

Rasa biji pete dan aromanya sangat spesifik, dari jauh dapat diterka baunya bau pete dapat tercium dari bau air seni orang yang memakannya.

Budidaya Pete

Pete dikembangbiakkan dengan bibit okulasi (sambung atau tempel mata). Tanaman batang bawah digunakan peta pari atau petir. Bibit dari biji dapat pula ditanam, tetapi umur muali berbuah lebih laba, dan sering menyimpang sifatnya (segregrasi).

Tanaman pete tumbuh baik di dataran rendah sampai dataran tinggi 700m dpl, pada jenis tanah latosol sampai tanah berlempung yang mengandung lumpur kapur dengan pH tanah 5 – 6,5. Tanaman pete sering dihinggapi lumut pada batangnya (lechenes) dan benalu. Di daerah iklim kering, tanaman sering diserang oleh penyakit busuk batang Cortisium sp., yang miseliumnya berwarna merah jambu sampai kemerahan.

  • Cara bertanam

Bibit okulasi dalam polibag yang tingginya 60-80cm ditanam dalam lubang tanam. Bila biji akan digunakan sebagai bibit, harus disemai terlebih dahulu dalam polibag. Lahan diolah dengan pacul sambil dibersihkan dari gulma alang alang. Selanjutnya dibuat lubang tanam ukuran 50cm x 50cm x 40cm dengan jarak antar lubang 10m.

Tiap lubang di isi pupuk kandang  atau kompos matang sebanyak 20kg – 30kg. bibit pete dilepas dari polibag pelan pelan supaya akar tanaman tidak rusak. Bibit diletakkan lurus dalam lubang, kemudian ditutup degan tanah galian yang subur sambil ditekan ke bawah ke arah akar agar bibit tidak mudah roboh.

  • Pemeliharaan tanaman

Pemeliharaan yang dilakukan, yaitu membersihkan gulma yang tumbuh di sela sela pohon dan memberikan pupuk  buatan berupa NPK (15-15-15) biru antara 50-300g tiap pohon setiap empat bulan. Setelah berbuah, pupuk yang diberikan antara 300-500g setiap pohon setelah panen. Pupuk diberikan melingkari pohon atau dimasukkan ke dalam lubang yang dibuat pada empat penjur disekeliling pohon.

Pemeliharaan selanjutnya, yaitu membersihkan lumut dan benalu (pasilan) yang tumbuh pada batang serta memberantas serangan serangan hama dan penyakit yang muncul. Kutu daun dan kutu kutu lainnya sering mengancam pete, diatasi dengan menyemprotkan insektisida sistemik aman (LD-50 lebih dari 100).

Penyakit yang sering muncul adalah phytophthora parasitica (busuk akar) menyebabkan tanaman layu dan mati. Penyakit busuk batang (upas) Cortisium salmonicolor dengan miseliniumnya berwarna merah jambu sampai dengan abu abu pada kulit batang terserang. Penyakit upas ini mudah menular melalui tangan pekerja yang membersihkan sakit pohon.

Semprotan fungsida CP 8-10% dapat mengatasi serangan. Penyakit upas dapat mematikan tanaman, terutama apabila kondisi lingkungan kering. Karbol atau lisol 10 -20% dapat digunakan sebagai pengganti fungsida.

  • Panen buah

Tanaman pete mulai berbunga 3-5 tahun setelah tanam, tergantung bibit yang ditanam dan tempat bertanam. Jika bibir berasal dari biji dan ditanam di dataran tinggi, umur mulai berbunga lebih lama. Buah pete dapat dipanen setelah cukup tua, biji menonjol jelas, dan warnanya hijau kekuning-kuningan.

Cara penanenya,  tangkai tandan dipotong dengan pisau tajam. Produksi pete dapat mencapai 200 tandan setiap pohon, tiap tandan 2-12 buah (papan). Harga jualnya dihitung berdasarkan banyak papan per tandan dan mutu buah.

Manfaat Pete 

Buahnya (biji) disayur sambal goreng beserta sayuran lain, dilalap mentah atau dimasak. Rasanya dapat merangsang banyak makan. Buah pete dapat melancarkan pencernaan. Namun, jika terlalu banyak menyulitkan buang air kecil. Kayu pohon pete keras sehingga bagus untuk bahan bangunan.