Home » Pendidikan » Konsumsi

Konsumsi

Pengertian Konsumsi

Istilah kata “Konsumsi” berasal dari bahasa Inggris “Consumption” dan bahasa belanda “Consumptie” artinya menikmati atau memanfaatkan baik yang bersifat material maupun non material untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan secara langsung.

Dalam sehari-hari istilah konsumsi dapat diartikan sebagai pemenuhan kebutuhan, baik yang sifatnya makanan ataupun non makanan baik saat sekarang maupun dimasa mendatang guna meningkatkan kesejahteraannya.

Sedangkan menurut kamus besar bahasa indonesia, arti dari kata “konsumsi” adalah pemakaian barang hasil produksi (bahan pakaian, makanan dll) secara langsung untuk memenuhi kebutuhan hidup kita.

Pengertian konsumsi menurut para ahli

Menurut Mankiw konsumsi merupakan sebagai pembelanjaan barang dan jasa oleh rumah tangga. Istilah pembelanjaan disini mencakup pembelanjaan rumah tangga yang sifatnya tahan lama seperti kendaraan maupun perlengkapan rumah tangga dan barang yang sifatnya tidak tahan lama seperti makanan & pakaian.  Sementara istilah kata jasa disini adalah mencakup barang yang tidak memiliki wujud konkert, seperti perawatan dan potong rambut. Pendidikan juga termasuk dalam konsumsi jasa.

Samuelson dan Nordhaus (2001), konsumsi adalah pengeluaran yang dilakukan guna memenuhi pembelian barang dan jasa untuk mendapatkan kepuasan maupun untuk memenuhi kebutuhannya. Konsumsi digolongkan menjadi dua yakni konsumsi rutin dan konsumsi yang sifatnya sementara. Konsumsi yang sifatnya rutin memiliki arti sebagai pengeluaran yang dilakukan untuk pembelian barang maupun jasa secara berulang ulang selama bertahun – tahun. Sedangkan arti konsumsi sifatnya sementara adalah setiap tambahan yang sifatnya tidak terduga dalam konsunsi rutin.

Menurut Muhamad Abdul Halim pengeluaran konsumsi rumah tangga mencakup pengeluaran yang dilakukan oleh rumah tangga untuk mendapatkan barang dan jasa sebagai kebutuhan hidup sehari-hari dalam suatu periode tertentu.

Dari sejumlah pengertian tentang konsumsi diatas, dapat disimpulkan bahwa “konsumsi” adalah pengeluaran yang dilakukan rumah tangga atau masyarakat dalam memperoleh barang maupun jasa pada periode tertentu untuk memenuhi kebutuhan hidup.  

Teori Konsumsi

  1. John Maynard Keynes (1930)

Menurut teory John Maynard Keynes memberikan pendapat mengenai teori konsumsi. Ia  mengatakan jumlah konsumsi saat ini berhubungan langsung dengan pendapatan.  Fungsi atau rumusan tentang teori John Maynard Keynes untuk mengambarkan tingkat konsumsi pada berbagai pendapatan.

C = a + bY

Ket

C = Konsumsi rumah tangga (aggregat)

a = Konsumsi otonom (besarnya konsumsi ketika pendapatan nol)

b = MPC

y = disposable income

Dari fungsi diatas keynes membuat sebuah asumsi mengenai teori konsumsi, yakni sebagai berikut:

    • Kecendrungan mengkonsumsi marjinal merupakan jumlah yang dikonsumsi dari pendapatan yang diterima adalah antara nol sampai dengan satu. Dari asumsi tersebut, dijelaskan bila pada saat pendapatan seseorang meningkat maka semakin tinggi pula tingkat konsumsi & tabungannya. 
    • Rasio konsumsi pada pendapatan, atau biasa disebut sebagai kecendrungan mengkonsumsi rata-rata turun saat pendapatan meningkat dikarenakan sebagian sisa dari pendapatannya di sisikan untuk menabung. Menurut Keynes, proporsi tabungan tingkat ekonomi menengah ketas akan berbeda dengan ekonomi bawah (orang miskin). Orang kaya biasanya menabung dengan jumlah besar dibandingkan dengan orang miskin. 
    • Pendapatan adalah suatu determinasi konsumsi yang penting sementara tingkat bunga tidak begitu di perhatikan.

Berdasarkan teori yang dikemukan keynes, diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat konsumsi seseorang dipengaruhi oleh besarnya tingkat pendapatan.

  1. Ernst Engel

Teory Ernst Engel mengatakan ketika tingkat pendapatan meningkat maka proporsi pendapatan yang akan dihabiskan untuk membeli makanan akan berkurang atau menurun. Hal ini dikarenakan dalam hukum Engel menyebutkan bahwa tingkat kesejahteraan seseorang dapat dikatakan meningkat bila perbandingan pengeluaran yang digunakan untuk konsumsi makanan cendrung semakin menurun bila dibandingkan dengan pengeluaran & sebaliknya konsumsi pengeluaran untuk non makanan akan meningkat.

Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya pergeseran permintaan tingkat konsumsi tersebut, diantaranya:

    • Tingkat pendapatan perkapita masyarakat
    • Cita rasa maupun selera konsumen pada barang tersebut
    • Harga barang lain terutama barang yang sifatnya pelengkap dan pengganti
    • Anggapan konsumen terhadap harga barang tersebut.

Pengelompokan mengenai permintaan barang konsumsi terdiri dari Superior good (barang mewah), inferior good (barang dengan mutu rendah), dan normal good (barang normal). Pengertian superior good adalah perubahan jumlah barang yang diminta lebih besar daripada jumlah perubahan pendapatan konsumen. Sedangkan inferior good adalah barang yang bilamana pendapatan konsumen meningkat maka jumlah barang yang diminta akan semakin berkurang. Dan normal good adalah barang barang yang sering kita lihat setiap hari pada umumnya seperti makanan, pakaian dan lain sebagainya.

Terdapat empat kesimpulan yang dirumuskan Ernst Engel dalam penelitianya atau biasa disebut sebagai hukum Engel. Diantara keseimpulan yang dirumuskannya adalah:

  • Bilamana pendapatan meningkat, maka persentase pengeluaran untuk konsumsi cendrung menurun (semakin kecil).
  • Bilamana pengeluaran dalam konsumsi pakain cendrung tetap dan tidak bergantung pada tingkat pendapatan.
  • Persentase pengeluaran konsumsi untuk pengeluaran relatif tetap & tidak bergantung pada tingkat pendapatan.
  • Apabila pendapatan meningkat, maka persentase pengeluaran untuk keperluan pendidikan, kesejahteraan, rekreasi, barang mewah, dan tabungan juga ikut meningkat.
  1. Ari Sudarman dan Algifari (1996)

 Teori yang dikemukan Ari Sudarman dan Algifari membagai pola konsumsi seseorang kedalam 3 bagian.

    • Seseorang yang berumur dari nol tahun sampai dengan usia tertentu dimana orang tersebut telah memperoleh penghasilan sendiri, sebelum orang tersebut dapat menghasilkan pendapatan sendiri maka orang tersebut mengalami dissaving, artinya dia berkonsumsi tetapi tidak menghasilkan atau memiliki pendapatan sendiri. 
    • Seseorang yang berusaha untuk bekerja untuk memperoleh penghasilan sendiri hingga orang tersebut tepat pada saat berusia tidak dapat bekerja lagi, keadaan demikian tersebut tidak lagi mampu memperoleh penghasilan secara sendiri. Pada keadaan seperti ini, orang tersebut mengalami dissaving 
    • Ketika seseorang pada usia tua dimana orang tersebut tidak mampu lagi menghasilkan pendapatan sendirinya. Pada keaadan seperti ini orang tersebut mengalami dissaving. Pada kenyataannya orang menumpuk kekayaan kenyataannya orang tersebut menumpuk kekayaan disepanjang hidupnya bukan hanya dari orang berpensiun saja. Bila terjadi peningkatan kekayaan maka tingkat konsumsi berarti akan meningkat juga dan akan dapat dipertahankan lebih lama dan pada akhirnya silus hipotesis kehidupan tersebut akan menekan hasrat konsumsi.
  1. James Dusenberry

James Dusenberry dalam teorinya menyebutkan bahwa pengeluaran konsumsi pada suatu masyarakat akan ditentukan oleh tingkat pendapatan yang pernah dicapainya. Bila pendapatan tersebut berkurang, maka konsumen tidak akan banyak mengurangi pengeluaran untuk keperluan konsumsi. Guna mempertahankan tingkat konsumsi yang tinggi, maka dilakukan dengan cara mengurangi  saving

menugurangi saving. Bila pendapatan mereka meningkat, maka tingkat konsumsi mereka juga ikut meningkat meski tidak terlalu besar. Sementara bila saving meningkat secara pesat, kenyataan ini kita temui sampai tingkat pendapatan tinggi yang telah kita capai akan kembali. Setelah puncak dari pendapatan sebelumnya telah dilalui, maka tambahan pendapatan akan banyak menyebabkan bertambahnya pengeluaran untuk keperluan konsumsi, sedangkan pada sisi lain bertambahnya saving tidak begitu cepat.

Teori yang dikemukan James Dusenberry dengan asumsinya, sebagai berikut:

    • Selera rumah tangga terhadap barang konsumsi merupakan interindependen, artinya pengeluaran untuk keperluan konsumsi rumah tangga akan dipengaruhi oleh pengeluaran yang dilakukan di lingkungan sekitarnya. 
    • Pengeluaran konsumsi merupakan irreversible artinya pola pengeluaran konsumsi seseorang ketika meningkat berbeda dengan pola pengeluaran pada saat penghasilan menurun. 
  1. M Friedman (1975)

Dalam teorinya menyebutkan, masyarakat dapat dibedakan dalam dua kelompok yaitu masyarakat dengan pendapatan permanen dan masyarakat yang memiliki pendapatan sementara.

Pendapatan permanen adalah pendapatan yang diharapkan seseorang agar terus bertahan di masa mendatang. Sementara pendapatan sementara merupakan bagian dari pendapatan yang tidak diharapkan terus bertahan. Bila pendapatan tersebut terkadang bernilai positif dan sebaliknya.

Tujuan Konsumsi

 Biasanya seseorang gmelakukan kegiatan konsumsi memiliki tujuan tertentu, yaitu :

  • Mengurangi nilai guna dari suatu barang maupun jasa secara bertahap

Bagian yang termasuk dalam bagian ini adalah penggunaan barang maupun jasa yang tidak habis digunakan sekali pakai atau dalam waktu singkat. Misalnya mobil, motor, pakaian, furniture rumah tangga dst. Untuk mengurangi nilai dari barang-barang tersebut diperlukan waktu secara bertahap

  • Menghabiskan atau mengurangi ilai guna suatu barang sekaligus

Yang tergolong dalam kategori ini adalah barang barang yang habis digunakan sekali pakai, atau barang bertahan lama, misalnya makanan & minuman. Karena bila tidak dihabiskan sekaligus, maka bahan bahan tersebut akan rusak, basi, kadaluarsa, sehingga tidak memiliki nilai atau mutu.

  • Untuk memuaskan kebutuhan jasama & rohani

Hal hal yang termasuk dalam kegiatan konsumsi ini adalah seperti perjalanan haji maupun umroh bagi umat muslim ke Negara Arab Saudi. Perjalan seperti ini akan menimbulkan rasa kepuasan tersendiri.

Faktor – faktor yang mempengaruhi pola konsumsi masyarakat

Menurut Suparmoko, Selain faktor pendapatan, ada beberapa faktor faktor yang mempengarui konsumsi masyarakat, diantaranya sebagai berikut:

  1. Faktor selera

Setiap individu memiliki selera yang berbeda-beda meskipun terdapat kesamaan seperti tingkat pendapatan dan memiliki usia yang sama. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan selera setiap individu

  1. Faktor sosial ekonomi

Meliputi, usia, pendidikan, dan keadaan keluarga yang memiliki pengaruh terhadap pengeluaran konsumsi. Tingkat pendaptan akan lebih tinggi pada kelompok usia muda dan mencapai puncak pada usia pertengahan dan pada akhirya turun saat usia tua

  1. Faktor kekayaan

Kekayaan seseorang baik secara eksplisit maupun implisit dikategorikan sebagai fungsi agregat dalam menentukan faktor konsumsi. Misalnya pada pendapatan permanen yang dikemukanan dalam teori Friedman, Albert Ando dan Franco Modiligliani, menyebutkan bahwa hasil bersih dari suatu kekayaan merupakan faktor terpenting dalam menentukan konsumsi.

  1. Keuntungan dan Kerugian Capital

Keuntungan capital dengan meningkatnya hasil bersih dari kapital akan mendorong bertambahnya tingkat konsumsi, sebaliknya dengan terjadinnya kerugian kapital akan mengurangi tingkat konsumsi masyarakat.

  1. Tingkat bunga

Para ahli ekonom klasik mengemukakan bahwa konsumsi merupakan fungsi dari  tingkat bunga. Mereka meyakini bahwa tingkat bunga mendorong tabungan dan mengurangi konsumsi.

  1. Tingkat harga

Sampai saat ini konsumsi riil masih dianggap fungsi dari pendapatan riil. Oleh karenanya, naiknya pendapatan nominal yang disertai dengan naiknya tingkat harga dengan proporsi yang sama tidak akan mengalami perubahan terhadap konsumsi riil.

Lihat juga: