Home » Perennial plants » Hama dan Penyakit Kelapa Sawit

Hama dan Penyakit Kelapa Sawit

Kelapa sawit tergolong tanaman yang kuat. Walaupun begitu, tanaman ini juga tidak luput dari serangan hama dan penyakit, baik yang kurang maupun yang membahayakan. Sebagian besar hama yang menyerang adalah golongan insekta atau serangga. Tetapi ada beberapa jenis hewan dari kelompok mamalia yang bisa menyebabkan kerugian tidak sedikit pada perkebunan kelapa sawit. Sedangkan penyakit  yang menyerang kelapa sawit, disebabkan oleh beberapa mikroorganisme antara lain jamur, bakteri, dan virus.

Tindakan pemberantasan/pencegahan dari hama atau penyakit pada prinsipnya dapat dilakukan dengna beberapa berikut ini.

Pemberantasan Hama dan Penyakit Kelapa Sawit

  • Secara fisik/mekanis

Beberapa usaha yang dapat dilakukan antara lain pengambilan/pengumpulan hama dan penyakit secara fisik/mekanis, pembongkaran dan pembakaran tanaman yang terserang, pembersihan kebun, gropyokan dan lain lain

  • Secara biologis

Dengan menggunakan binatang/organisme lain seperti musuhnya, yaitu:

    1. Parasit: makhluk hidup/organisme yang hidupnya tergantung pada makhluk hidup/organisme lain, seperti hama, serangga binatang perusak dan,

    2. Predator: makhluk hiudp/organisme pemakan hama atau binatang lain yang merugikan.

  • Secara khemis

Usaha pemberantasan dengan menggunakan bahan kimaiia yang berupa pestisida, antara lain fungsida, bakterisida, inteksida, nematisida, akarisida, dan lain lain.

Cara pemberantasan ini relatif cepat dan praktis, tetapi seringkali menimbulkan efek samping. Sebab jika penggunaannya tidak hati hati dapat membahayakan kesehatan manusia atau organisme lain, juga dapat mengganggu keseimbangan alam.

Tetapi bagaimanapun usaha pencegahan akan selalu lebih baik dari pemberantasan. Pada pembahasan kali akan diuraikan secara singkat tentang beberapa hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman kelapa sawit, serta beberapa usaha pencegahan maupun pemberantasannya.

Jenis Hama Kelapa Sawit dan Pemberantasannya

  1. Nematoda

Gejala

Daun daun baru yang akan membuka tergulung dan tumbuk tegak. Selanjutnya daun berubah warna menjadi kuning dan mengering. Terjadi pembusukan pada tandan bunga, dan tidak mebuka, sehingga tidak menghasilkan buah.

Penyebab

Nematoda Rhadinaphelenchus cocophilus. Hama ini menyerang akar tanaman kelapa sawit.

Pemberantasan

Pohon yang terserang diracun dengan natrium arsenit untuk memberantas sumber  infeksi, setelah tanama  mati/kering dibongkar lalu dibakar.

  1. Tungau

Gejala

Daun yang diserang berubah warna dari hijau menjadi perunggu mengkilat (bronz). Pesemain atau pembibitan mengalami kerusakan

Penyebab

Tungau merah (Oligonychus) yang panjanganya 0,5 mm. Hidupnya di sepanjang tulang anak daun sambil mengisap cairan daun. Hama ini membahayakan dan berkembang pesat dalam keadaan cuaca kering di musim kemarau.

Pemberantasan

Penyemprotan dengan akarisida yang mengandung  bahan aktif tetradifon 75,2 g/l. contoh akarisida adalah Teidon 75 EC yang disemprotkan dengan konsentrasi 0,1 – 0,2%.

  1. Pimelephila ghesquierei

Gejala

Adanya lubang atau ruangan pada daun muda bekas gerakan dari ulat hama ini, jika ada angin yang bertiup kencang, daun banyak yang patah.

Penyebab

Ngengat Pimelephila ghesquierei.  Telur penggerk ini ditempatkan di bawah daun yang belum membuka. Beberapa hari kemudian telur akan menetas menjadi larva berupa ulat yang berukuran 3-4 cm, berwarna merah tua dan berubah menjadi kekuning-kuningan sesuai dengan perkembangannya. Siklus hidup dari teluar sampai dewasa berlangsung selama 35-45 hari.

Yang diserang ngengat ini bisanya tanaman berumur 3-5 tahun atau yang dipembibitan.

Pemberantasan

Serangan ringan dapat dengan cara memtong bagian yang terserang. Untuk tanaman yang terkena serangan cukup dengan disemprot dengan parathion 0,02%.

  1. Ulat Api

Gejala

Helaian daun berlubang atau habis sama sekali sehingga hanya tinggal tulang daunnya. Gejala ini dimulai dari daun bagian bawah

Penyebab

Setoa nitens. Darna trima, dan ploneta diducta merupakan hama pemakan daun ini. larva berupa ulat berwarna hijau dan pada punggungnya terdapat garis putih memanjang 20-25 mm. Bulu kasar kaku yang ada pada penggungnya dan beracun. Jika terkena tangan rasanya gatal dan panas.

Pemberantasan

Pada serangan ringan pemberantasan dilakukan secara manual, yaitu mengambil ulat ulat dari daun dan memusnahkannya. Pemberantasan secaa khemis dengan menyemprotkan insektisida berbahan aktif griazofos 242 g/l, karbaril 85% dan klorpirifos 200 g/l. beberapa contoh insektisida tersebut adalah Hostation 25 ULV, Sevin 85 EA atau Dursban dan konsentrasi yang dianjurkan yaitu 0,2-0,3%. Pada saat ini telah dikembangkan pengendalian larva ulat api secara biologis, yaitu dengan penyebaran virus B. Nudaurelia.

  1. Ulat kantong

Gejala

Daun tidak utuh lagi, rusak, dan berlubang lubang. Kerusakan helaian daun dimulai dari lapisan epidermisnya. Kerusakan lebih lanjut adalah mengeringnya daun yang menyebabkan tajuk bagian bawah berwarna abu abu dan hanya daun muda yang masih berwarna hijau.

Penyebab

Metisa plana, Mahasena corbetti, dan Crematosphisa pendula merupakan penyebab serangan ini. penyebaran hama ini amat cepat, karena sifatnya “mobile” mudah berpindah dari satu daun ke daun lain atau satu pohon ke pohon lain. Kerusakan akibat hama ini dapat menimbulkan penyusutan produksi sampai 40% pada tahun pertama.

Pemberantasan

Secara khemis dengan timah arsenat 2,5 kg/ha dalam 25 l air atau dengan insektisida yang mengandung behan aktif triklorfon 707 g/l, contohnya Dipterex 700 ULV . dosis penggunaan insektisida tersebut untuk tiap hektar areal perkebunan adalah 1,5-2 kg yang dilarutkan dalam 15-20 l air. Pemberantasan secara biologis dengan menyebarkan predator  dan parasit. Beberapa jenis parasit yang sering dijumpai menyerang larva adalah Callimerus inferus, Brachumeria sp. Apenteles sp, Fislistina sp, Caryphus inferus dan lain lain. Predator larva anara lain adalah Sycanus dichotomus.

  1. Belalang

Gejala

Daun tidak utuh, pada bagian tepinya tampak bekas gigitan, terutama pada daun muda. Bibit rusak, bahkan bisa patah.

Penyebab

Valanga nigricornis dan Gastrimargus marmonratus. Meski kerusakan yang ditimbulkan tidak begitu serius, teatpi dalam populasi yang besar hama ini dapat menurunkan produksi.

Pemberantasan

Secara biologi, predator yang bisa memberatasnya antara lain burung.

  1. Kumbang

Gejala

Adanya lubang lubang berbentuk taji pada daun muda yang belum membuka dan pangkal daun.

Penyebab

Oryctes rhinoceros. Serangan hama ini cukup membahayakan jika terjadi pada tanaman muda, sebab jika sampai mengenai titik tumbuhnya menyebabkan penyakit busuk dan mengakibatkan kematian. Tetapi jika hanya makan bakal daunnya, hanya menyebabkan kerusakan pada daun dewasa.

Pemberantasan

Pencegahan dengan menjaga kebersihan kebun, terutama disekitar tanaman. Sampah sampah dan pohon yang mati dibakar, agar larva  hama mati.

Pemberantasan secara biologi dengan menggunakan jamur metharrizium anisopliae  dan virus Baculovirus orycetes. Atau dapat juga dengan penyebaran hewan predator seperti kumbang, lalat, semut, rayap, toke, ular, dan burung.

  1. Penggerek tandan buah

Gejala

Buah muda atau buah tua terlihat berlubang.

Penyebab

Ngengat Tirathab mundella. Ulat hama ini berwarna cokelat muda sampai cokelat tua dan mencapai panjang kurang lebih 4 cm. Hama ini  meletakkan telurnya pada tandan buah, dan setelah menetas, larvanya (ulat) akan melubangi buah kelapa sawit.

Pemberantasan

Secara khemis, disemprot dengan insektisida yang mengandung bahan aktif 707 g/l atau endosulfan 350 g/l. insektisida antara lain adalah Depterex 700 ULV dan Thio dan 35 EC dengan dosis 0,55 kg/ha yang dilarutkan dalam 370 l air. Pemberantasan secara biologi dengan penyebaran predator dan lalat parasit.

  1. Tikus

Gejala

Pertumbuhan tanaman tidak normal, terutama pada bibit dan tanaman muda, karena jeringan jaringan pada titik tumbuh rusak. Pada tenaman dewasa yang sudah menghasilkan, terjadi kerusakan tandan dan bunga bunga yang masih muda.

Penyebab

Tikus (Rattus tiomanicus, Rattus sp). hama ini menyerang tanaman pada semua umur dan menimbulkan kerugian yang tidak sedikit.

Pemberantasan

Hama tikus pada umumnya sulit diberantas, karena daerah hidupnya sangat luas. Pemberantasan bisa dilakukan secara emposan pada sarangnya. Secara biologi dengan predator seperti kucing, ular, burung hantu dll.

  1. Hama lainnya

Selain tikus, beberapa jenis mamalia lain yang merupakan hama kelapa sawit adalah tupai, babi hutan, dan lain lain.

Jenis Penyakit Kelapa Sawit dan Pemberantasannya

Penyebab penyakit tanaman kelapa sawit adalah beberapa jenis mikroorganisme seperti jamur (fungi), bakteri, dan virus. Penyakit yang menyerang tanaman pada umumnya sangat sukar diberantas. Tindakan pemberantasan yang biasa dilakukan aitu dengan pemotongan bagian tanaman yang terserang, pembongkaran dan pembakaran. Karena sulit pemberantasannya, maka tindakan yang terbaik adalah dengan melakukan tindakan pencegahan. Beberapa tindakan pencegahan agar tanaman sedikit atau terhindar dari penyakit antara lain, dengan penggunaan bibit yang reisisten, isolasi, pemusnahan/pembakaran pohon pohon yang sakit dan penggunaan bahan bahan kimia. Beberapa penyakit yang penting dan sering menyerang tanaman kelapa sawit adalah.

  1. Blast disease (penyakit akar)

Gejala

Tanaman tumbuh tidak normal, lemah, dan daun berubah warna dari hijau menjadi kuning (nekrosis). Nekrosis dimulai  dari ujung daun dan bebarapa hari kemudian tanaman mati. Bibit maupun tanaman dewasa yang terserang akarnya membusuk.

Penyebab

Jamur Rhizoctonia lamellifera dan Phytium sp.

Pencegahan

Melakukan budidaya yang baik merupakan cara yang efisien untuk pencegahan penyakit ini. tindakan tersebut antara lain dengan membuat persemaian yang baik agar bibit sehat dan kuat, pemberian air yang cukup dan naungan pada musim kemarau, dan lain lain.

  1. Basal stem rot atau Ganoderma (penyakit busuk pangkal batang)

Gejala

Daun hijau pucat dan daun muda (janur) yang terbentuk sedikit. Daun yang tua layu, patah pada pelepahnya dan menggantung pada batang. Selanjutnya pangkal batang menghitam, getah (gum= blendok) keluar darii tempat yang terinfeksi, dan akhirnya batang membusuk dengan warna cokelat muda. Akhirnya bagian atas tanaman berjatuhan dan batang roboh.

Penyebab

Jamur Ganoderma applanatum, Ganoderma lucidum, dan Ganoderma pseudofferum

Jamur ini akan menular ke tanaman yang sehat jika akarnya bersinggungan dengan tunggul tunggul pohon yang sakit

Pencegahan dan pemberantasan

Sebelum penanaman, sumber infeksi dibersihkan. Terutama jika areal kelapa sawit merupakan lahan bekas kebun kelapa atau kelapa sawit, tanggul tanggul ini harus dibongkar serta dibakar

Tanaman yang terserang harus dibongkar dan dibakar. Disekitar tanaman digali parit, dan tanaman yang belum terserang dibumbun.

  1. Upper stem rot (penyakit busuk pada atas )

Gejala

Warna daun yang terbawah berubah warna dan akhirnya mati. Keadaan ini berkembang terus sampai kuncup daun terserang. Selanjutnya terjadi pembusukan pada batang. Batang yang membusuk, sekitar 2 m diatas tanah, akan diwarnai cokelat keabuan.

Penyebab

Jamur fomex noxius. Penyakit ini berhubungan erat dengan defisiensi unsur K dan infeksi melalui spora pada saat pemangkasan.

Pemberantasan

Bagian batang yang baru terserang sedikit dapat ditolong dengan melakukan pembedahan atau pemotongan. Luka bekas  potongan ditutupi dengan obat penutup luka (protectant), misalnya ter arang. Bila tanaman sudah tidak dapat tertolong lagi harus dibongkar. Bagian bagian tanaman yang sakit diletakkan di antara barisan tanaman agar membusuk. Selain itu, penambahan unsur hara, terutama unsur K, dapat mengurangi penderitaan pohon yang terserang.

  1. Dry basal rot (penyakit busuk kering pangkal batang)

Gejala

Tandan buah membusuk, pembentukan bunga terhambat dan diikuti dengan patahnya daun bagian bawah, akhirnya tanaman kering dan mati. Jamur ini menyerang melalui akar atau bekas luka akibat pemangkasan, mesuk ke dalam kortek menuju pangkal batang. Tanaman yang berumur 4-10 tahun lebiih peka terhadap penyakit ini dan 2-3 tahun kemudian setelah terkena penyakit, tanaman dapat mati.

Penyebab

Jamur Ceratocystis parodoxa

Pencegahan dan pemberantasan

Tanaman yang sakit harus dibongkar dan dibakar. Usaha pencegahan dengan cara menghindarkan dari sumber infeksi dan usaha penanaman varietas yang tahan terhadap penyakit tersebut.

  1. Spear rot (penyakit busuk kuncup)

Gejala

Jaringan pada kuncup (spear) membusuk dan berwarna kecokelatan. Setelah dewasa, kuncup akan bengkok dan melengkung.

Penyebab

Belum diketahui dengan pasti sampai saat ini.

Pemberantasan

Memotong bagian kuncup yang terserang.

  1. Bud rot (penyakit busuk titik tumbu)

Gejala

Kuncup yang ditengah membusuk sehingga mudah dicabut dan berbau busuk. Akibatnya tanaman akan mati dan jika tetap hidup, daun tumbuh abnormal, kerdil dan lurus.

Penyebab

Bakteri erwinia. Penyakit ini sering berkaitan erat dengan serangan hama kumbang (Oryctes rhynoceros). Setelah hama menyerang titik tumbuh, kemudian dilanjutkan dengan serangan penyakit ini yang merupakan serangan sekunder

Pemberantasan

Belum ada cara efektif yang ditemukan untuk memberantas penyakit ini.

  1. Patch yellow (penyakit garis kuning)

Gejala

Pada daun yang terserang, tampak bercak bercak lonjong berwarna kuning dan ditengahnya terdapat warna cokelat. Penyakit ini sudah menyerang pada saat bagian ujung daun belum membuka, dan akan menyebar ke helai daun lain yang telah terbuka pada pelepah yang sama. Daun yang terserang akan mengering dan akhirnya gugur.

Penyebab

Jamur Fusarium oxysporum. Penyakit ini menyerang tanaman yang mempunyai kepekaan tinggi dan disebabkan oleh faktor turunan.

Pencegahan

Usaha inokulasi penyakit pad bibit dan tanaman muda, dapat mengurangi penyakit di persemaian dan tanaman muda dilapangan.

  1. Anthracnose

Gejala

Terdapat bercak bercak tua pada ujung dan tepi daun. Bercak bercak dikelilingi warna kuning yang merupakan batas antara bagian daun yang seha dan yang terserang. Gejala lain yang tampak adalah adanya warna cokelat dan hitam diantara tulang daun. Daun daun yang terserang menjadi kering dan berakhir dengan kematian.

Penyebab

Jamur Melanconium sp, Vlomerella cingulata, dan Botryodiplodia palmarum.

Pencegahan dan pemberantasan

Pencegahan secara agornomis dengan mengatur jaruak tanam, penyiraman yang teratur, pemupukan, pemindahan bibit dari persemaian berikut tanahnya yang mengumpal di akar.

Pemberantasan secara khemis dengan penyemprotan Captan (Orthocide M 50) 0,2% atau Cuman (Ziram) 0,1%.

  1. Crown disase (penyakit tajuk)

Gejala

Helai daun mulai pertengahan sampai ujung pelepah kecil kecil, sobek, atau tidak ada sama sekali. Pelepah yang bengkok dan tidak berhelai daun merupakan gejala yang cukup serius. Gejala ini tampak pada tanaman yang berumur 2- 4 tahun.

Penyebab

Gen keturunan dari tanaman induk.

Pencegahan

Menyingkirkan tanaman tanaman induk yang mempunyai gen penyakit tersebut.

  1. Bunch rot (penyakit busuk tandan)

Gejala

Diantara buah atau pangkal pelepah daun terdapat miselium yang berwarna putih

Penyebab

Jamur Marsmius palmivorous. Jamur ini menyerang buah yang matang dan dapat menembus daging buah sehingga menurunkan kualitas minyak sawit. Penyakit ini sering terjadi pada permulaan panen, karena polinasi yang tidak sempurna

Pencegahan dan pemberantasan

Tindakan pencegahan dilakukan dengan melakukan penyerbukan buatan, kastrasi dan sanitasai kebun terutama pada musim hujan

Pemberantasan dengan pembekaran tandan buah yang terserang dan secara khemis dengan penyemprotan Difolatan 0,2%.

Lihat juga

Find source

Tag: