Daftar Isi
Asal usul Buah Lengkeng
Lengkeng (Euphoria longan) atau yang kini dikenal dengan Dimocarpus longan Lour mempunyai banyak sinonim. Tanaman ini di duga berasal dari Miyanmar, kemudian menyebar ke Cina selatan, Taiwan, dan Thailand Utara. Namun, jenis jenis liar banyak ditemukan di Kalimantan Timur dengan nama buku, ihaw, medaru, kakus, atau mata kucing (Euphoria malesianus).
Tanaman yang dekat sekali dengan famili lengkeng adalah leci atau lichi. Buah lengkeng berbeda dengan buah leci karena buah leci berkulit halus. Di indonesia, lengkeng terdapat disekitar Temanggung dan Magelang. Sementara leci terdapat di Bali. Matoa merupakan tanaman khusus Irian Jaya yang buahnya sebesar telur ayam, kulit keras licin rapuh, berwarna kecokelatan seperti lengkeng, dan rasanya manis sekali. Matoa tumbuh cepat sekali dengan daun lebar dan panjang serta berurat kasar.
Sifat Botani
Lengkeng merupakan tanaman hutan yang tingginya dapat mencapai 40 m. Tanaman ini baik untuk mencegah erosi lereng
- Daun dan batang
Habitusnya sangat menarik, bentuk kanopi seperti payung. Berdaun rimbun, mirip daun rambutan kapulasan yakni berukuran kecil, panjang (dengan ujung meruncing), dan berwarna hijau gelap. Batangnya bercabang, arah cabang mendatar dan rapat.
- Bunga
Bunga berumah dua, tetapi ada pula yang berumah satu (hermafrodit). Tanaman jantan hanya mempunyai benang sari (stainate) saja tanpa menunjukkan adanya putik (pistil)
Pada tanaman yang berbunga sempurna (hermafrodit) ada yang bersifat (organ jantan/stamen dengan tepung sari tidak berfungsi) dan bersifat jantan (putik/pistil tidak berfungsi). Namun, pada tanaman berumah satu (monoecius) lainnya, kedua kelamin bunga (pistil dan stamen) berfungsi normal. Bunga tersebut umumnya terdapat dalam tandan yang keluar pada ujung – ujung cabang (ranting) dan berdiri tegak ke atas. Dengan demikian, dari luar tampak bagusdi atas kanopi daun. Karena bunga dan buahnya beraroma harum spesifik, buahnya muda diserang kelelawar. Biasanya, bunga menyerbuk silang dengan perantaraan lebah madu, semut, dan lalat.
Petani lengkeng umumnya memanfaatkan tanah di bawah tanaman lengkeng untuk memelihara lebah madu dalam sarang (glodok) untuk diambil madunya. Tanaman berbunga setahun sekali, biasanya pada bulan agustus – Oktober. Buah matang empat bulan setelah bunga mekar.
- Buah
Bentuk buah umumnya bulat lonjong dan berwarna hijau. Setelah matang (tua), buah berwarna kecokelatan. Bijinya satu, bulat, dan berwarna hitam. Biji tidak dapat disimpan lama karena cepat berkecambah setelah dilepas dari dagingnya. Daging buah terasa manis sekali dan harum.
-
- Akar
Tanaman lengkeng berakar tunggang dan akar samping berjumlah banyak, panjang dan kuat
Manfaat Lengkeng
Daging lengkeng dimakan segar dan dapat dibuat minuman dalam kaleng (canning). Bijinya mengandung sapinin yang baik untuk sampo pencuci rambut. Daunnya biasa digunakan untuk obat tradisional terhadap penyakit dalam karena mengandung quercetin. Pohonya dapat digunakan untuk kaya bakar seperti halnya pohon rambutan, selain itu, tanaman lengkeng bermanfaat untuk taman, pelindung jalan dan konservasi lahan yang curam.
Agreokologi
Lengkeng lebih cocok di tanam di dataran rendah antara 200-600 m dpl yang bertipe iklim basa dengan musim kering tidak lebih dari empat bulan. Ari tanah antara 50-200 cm. Curah hujan 1500-3000 mm per tahun dengan 9-12 bulan basah dan 2-4 kering. Sementara tanaman leci lebih senang pada dataran tinggi antara 900-1000 m dpl.
Suhu malam yang dingin (15-20oC) selama musim kemarau mendorong tanaman berbunga. Jenis tanah yang disenangi lengkeng adalah aluvial subur denga pH 5 – 6,5. Sementara jenis tanah yang disenangi leci adalah tanah andosol dan latosol yang subur.
Perbanyakan Tanaman
Perbanyakan tanaman dilakukan dengan cangkok dan okulasi. Perbanyakan dengan biji tidak dianjurkan karena umum buahnya cukup lama (lebih dari tujuh tahun). Selain itu, bibit dari biji sering tumbuh menjadi lengkeng jantan yang tidak mampu berbuah. Bibit okulasi/cangkokan mulai berbuah pda umur empat tahun.
Varietas Unggul
Di temanggung, ada tiga kultivar lengkeng yang dibudidayakan oleh petani yakni batu, kopyor, dan lumut. Lengkeng yang berdaging tebal adalah lengkeng batu.
Di Kalimantan timur, Serawak, dan Sumatera Utara masih ada jenis lengkeng yang sebenarnya mirip dengan leci yang disebut dengan isau (berkulit hijau kekuningan) dan kakus (berkulit cokelat). Kedua jenis lengkeng ini tergolong mata kucing (Euphoria malaiesnsis) yang berdaging agak tebal dan berkulit kasar. Diduga lengkeng jenis tersebut mempunyai prospek pasar yang baik bila dikembangkan didaerah yang sama dengan Temanggung dan Magelang. Di Yogyakarta telah dikembangkan lengkeng dataran rendah dengan baik.
Budidaya Lengkeng
Lengkeng di tanam pada jarak tanam 8 m x 10 m atau 10 m x 10 m dalam lubang tanam berukuran 60 cm x 60 cm x 50 cm. Setiap lubang diberi pupuk kandang yang telah matang sebanyak 20 kg.
Pupuk buatan yang diberikan sebanyak 100-300 g urea, 300-800 g TSP (400 – 1000 kg SP-36), dan 100 -300 g KCL untuk setiap tanaman. Pupuk diberikan tiga kali dalam selang tiga bulan. Setelah panen buah, pemberian pupuk cukup sekali sebanyak 300 g urea, 800 g TSP, dan 300 g KCL per pohon.
Pemeliharaan penting adalah pemangkasan cabang yang tidak produktif dan ranting – ranting yang menutup kanopi. Dengan demikian, sinar matahari dapat masuk merata ke seluruh bagian cabang. Tumbuhan parasit (benalu) harus cepat dibuang.
Tanaman lengkeng termasuk mudah tumbuh, tetapi sukar berbunga. Oleh karena itu, diperlukan stimulasi pembungaan dengan jalan mengikat kencang batang yang berada satu meter di atas permukaan tanah. Batang dililit melingkar sebanyak 2-3 kali dengan kawat baja. Tanaman mulai berbunga pada umur 4-6 tahun. Biasanya, tanaman ini berbunga pada bulan Juli – oktober. Buah matang lima bulan setelah bunga mekar.
Hama dan Penyakit
Hama yang biasa menyerang tanaman lengkeng adalah serangga pengisap buah (Tessaratoma javanica). Kelelawar yang sering menyerang saat musim hujan adalah mildu seperti yang menyerang tanaman rambutan. Untuk mencegah serangan kelelawar, pentil buah dibrongsong dengan brongsong yang dibuat khusus.
Panen dan Hasil
Musim panen di bulan Januari- Februari dengan produksi 300 – 600 kg per pohon. Lengkeng termasuk buah nonklimakterik sehingga harus dipanen matang di pohon karena tidak dapat diperam, pemanenan dilakukan dengan alat yang dapat memotong tangkai rangkaian buah. Alat panen berupa gunting bertangkai panjang yang tangkainya dapat diatur dari bawah.
Tanda tanda buah matang adalah warna kulit buah menjadi kecokelatan gelap, licin, dan mengeluarkan aroma. Rasanya manis, harum, sedangkan buah yang belum matang rasanya belum manis.